Berikut ini adalah hikmah yang dapat kita peroleh dari wudhu seperti yang diuraikan Imam Al-Ghazali dalam bukunya "Ihya Ulumuddin".
Banyak di antara kita yang tidak sadar akan hakikat bahwa setiap yang dituntut dalam Islam mempunyai hikmah tersendiri.
1. Ketika berkumur, kita berdo'a, "Ya Allah ampunilah dosa mulut dan lidahku ini”.
Penjelasan : Sehari-hari kita bercakap-cakap mengenai benda-benda yang tak berfaidah.
2. Ketika membasuh muka, kita berdo'a, "Ya Allah, putihkanlah mukaku di akhirat kelak, Janganlah Kau hitamkan mukaku ini".
Penjelasan : Muka para ahli surga putih berseri-seri.
3. Ketika membasuh tangan kanan, kita berdo'a, "Ya Allah, berikanlah hisab-hisabku di tangan kananku ini"
Penjelasan : Hisab-hisab ahli surga diberikan di tangan kanannya.
4. Ketika membasuh tangan kiri, kita berdo'a, "Ya Allah, janganlah Kauberikan hisab-hisabku di tangan kiriku ini".
Penjelasan : Hisab-hisab ahli neraka diberikan di tangan kirinya
5. Ketika membasuh kepala, kita berdo'a, "Ya Allah, lindungilah aku dari terik matahari di Padang Ma'syar dengan Arasy-Mu"
Penjelasan : Panas di Padang Masyar seperti matahari sejengkal diatas kepala.
6. Ketika membasuh telinga, kita berdo'a, "Ya Allah, ampunilah dosa telingaku ini".
Penjelasan : Sehari-hari kita mendengar orang mengumpat, memfitnah, dan mendengar lagu-lagu berunsur maksiat.
7. Ketika membasuh kaki kanan, kita berdo'a, "Ya Allah, permudahlah aku melintasi titian Siratul Mustaqqim".
Penjelasan : Ahli surga melintasi titian dengan mudah sekali.
8. Ketika membasuh kaki kiri, kita berdo'a, "Ya Allah, bawalahaku pergi ke masjid-masjid, surau-surau, dan bukan tempat-tempat maksiat"
semoga bermanfaat~ ^^
ayo mari wudhu dan tegakan sholatnya~. ga da rugi nya lohh~~
Minggu, 24 Februari 2013
Rabu, 13 Februari 2013
[FanFiction] STILL ALIVE ! Part 2
Cast : - Lee Min Ho
-Kim Hyun Joong
- Choi Seung Hyun and BigBang other member
- Song Hyun Ji
Genre : Romance
Rate : PG – 16
*****
Ku kerjap-kerjap kan mataku. Silau. Ini
dimana ? ahh aku kenal ruangan ini. Rumah sakit.
“eemmmm...”erang ku pelang.
“kau sudah sadar..?”suara itu. Ku larikan
mata ku mencari asal suara itu.
“Min Ho-ssi..”desisku sambil mengigit bibir.
“akan kupanggilkan dokter.”katanya singkat
dan dingin. Dan berlalu meninggalkan ruangan.
Dan tepat saat itu telepon ku berbunyi.
“hyun ji gwenchana ? ku dengar tadi pagi
rusuh di kantor. Kata si panda kau pingsan di lift.”tanya minji dengan nada
yang penuh khawatir.
“gwenchana minji-yaa.. aku baik-baik
saja.”jawabku pelan.
“aku senang kau kembali bekerja. Aku sedih
melihat mu seperti kemarin.”katanya lagi.
“emm.. aku juga senang bisa kembali
bekerja.. kapan kalian pulang? Aku tunggu oleh-oleh mu minji..”kata ku sambil
tersenyum.
“oleh-oleh ? apa ? kau mau apa ? ahh aku
tahu. Disini banyak sekali cerry. Kau mau ?”
“apa saja minji.. kau kan tahu aku tidak
pernah menolak pemberian.. hehehe”
“arrasoo.. lekas sembuh hyun ji !!”teriak
nya hingga membuatku harus menjauhkan telpon.
“nee~~ bye min min jii~~” segera ku tutup
telpon. Tepat saat dimana Min Ho kembali.
“dokternya akan segera kemari.” Ujarnya
dingin sambil duduk kembali ke atas sofa.
“gomawo sudah datang, Min Ho-ssi..”kata ku
akhirnya.
“emm.. “gumamnya sambil tak lepas membaca
sebuah buku. Yang mungkin naskah drama baru nya.
Hanya itu. Ya hanya percakapan seperti itu.
Aku memutuskan memejamkan mata. Kepala ku masih berdenyut, dan dada ku nyeri
karena hal ini.
~~~
Dokter bilang ini hal biasa. Anemia. Semua
calon ibu biasa mengalami nya. Dan kau tahu? Saat dokter mengatakan itu. Min
Ho, yang di atas kertas adalah suami ku. Tidak mendampingiku. Bahkan sudah
beranjak pergi entah kapan. Aku hanya menghela napas. Dan menghibur diri, dia
terburu-buru tidak ingin membangunkanku. Aku hanya berpikir positif saat ini
dan seterusnya. Aku tidak ingin bayi ini kenapa-kenapa. Aku ingin dia selamat.
Ah, benar. Ayah biologis calon bayi ku ini bahkan tidak peduli. Dan dengan
jahatnya berkata bahwa bayi ini tidak mungkin bayi nya. ini bayi orang lain.
Kau tahu, aku benar-benar hancur saat mendengar itu. Ah, sudahlah. Ini bayi ku.
Hanya bayi ku. Karena aku tahu suami dan ayah biologis nya sama tidak peduli
nya pada kami berdua.
Siapa itu yang mengetuk pintu. Ku buka mata
ku yang sedari tadi terpejam. Tapi tak bisa tidur, memikir banyak hal.
“kami pikir kau tidur hyun ji, makanya kami
mengetuk pelan-pelan.”ini suara jiyong. Aku tersenyum sambil mempersilahkan
mereka masuk.
“gwenchana?”tanya seungri khawatir. Kali ini
aku hanya mengangguk. Seungri menghela napas.
“aku kaget mendengar kau pingsan di lift.
Padahal sebelum nya kau terlihat baik-baik saja.”suara seungri melemah. Tanda
bahwa ia benar-benar khawatir. Si panda semakin dewasa, tapi sisi perhatian nya
tetap tidak berubah.
“sebenarnya kau sakit apa hyun ji?”tanya
yongbae kemudian.
“nee,kau sakit apa hyun ji?”sahut daesung.
“gomawo sudah mau datang dan mengkhawatirkan
ku.”kataku sambil tersenyum.
“aku hanya anemia. Besok juga sudah boleh
pulang.”lanjutku lagi. Sambil berusahan menegakan diri untuk duduk. Jiyong
membantuku duduk.
“kalian bisa menjaga rahasia? Aku letih
menyimpannya sendiri.”tanya ku pada ke empat pria ini. Itu benar aku sangat
letih. Aku sendirian. Aku sungguh letih. Aku perlu tempat berbagi. Mereka sudah
seperti saudara untukku. Tidak ada salahnya memberitahukan kepada mereka
tentang apa yang terjadi kan.
“marhae.. katakanlah. Kami bisa menjaga rahasia. Kecuali seungri. Dia bermulut
ember.”jawab jiyong sambil bercanda yang di sambut seungri dengan lemparan
bantal sofa.
“itu tidak benar. Khusus untuk mu aku tidak
akan menceritakannya. Aku berjanji hyun ji.”sergah seungri tidak terima. Aku
hanya tertawa.
“ada apa? Katakan saja. Kami bisa menjaga
rahasia. Kau tidak sendirian hyun ji. Kau tahu itu bukan?”ujar yongbae
menyadarkan ku. Ku hela napas pelan dan ku tatap mereka satu persatu.
“baiklah. Berjanjilah tidak akan
memberitahukan nya pada siapapun. Apapun yang terjadi.”
“kami berjanji, hyun ji. Kau membuat kami
semakin penasaran. Hahaha”jawab daesung sambil tertawa kecil. Aku mencoba
tersenyum. Itu sulit daripada yang ku bayangkan.
“aku sudah menikah. Dan kalian tahu, itu
karena aku hamil.”terangku sambil menundukan kepala, mengigit bibir kuat.
“mwo ??”teriak seungri,yongbae,jiyong dan
daesung bersamaan.
“kau menikah dengan pria itu??”tanya daesung
heran.
“anniyo.”jawabku singkat.
“jadi kau menikah dengan siapa,hyun
ji?”tanya yongbae heran.
“Lee Min Ho.”jawabku singkat dan pelan.
“MWO?? Gotjimal.. gotjimal hyun ji.. kau
pasti bercanda.”sergah seungri tak percaya.
“aku tidak berbohong panda, aku serius.”
Bantahku nyaris berteriak.
“tidak mungkin jika kau menikah dengan lee
min ho yang actor itu, hun ji. Tidak mungkin. Kau tidak membaca berita atau
menonton televisi.?”sergah seungri masih tidak percaya.
“yak maknae!”bentak jiyong.
“tidak bisakah kau diam dan hanya
mendengarkan. Dan berhenti berteriak.”bentak jiyong lagi seungri tidak perlu
disuruh langsung terdiam mendengar bentakan jiyong.
“geurre hyun ji. Aku masih tidak mengerti.
Bisa lebih dijelaskan?”pinta jiyong sambil menatapku.
“kalian ingat scandalku kan? Itu benar.
Foto. Video. Itu semua benar aku.”ku lirik wajah-wajah mereka. Wajah jiyong memasang
ekspresi terkejut sama seperti yang lain.
“dan ini anak nya. anak pria itu.”lanjutku
lagi.
“inilah alasan kenapa aku menikah, kalian
pasti bertanya-tanya kenapa lee min ho?” seungri daesung mengangguk cepat.
Yongbae dan jiyong menatap tajam.
“karena kami berteman sejak kecil. Tapi, di
depan publik kami bersikap tidak tahu menahu dan tidak saling kenal. Itu
kesepakatan orang tua kami. Orangtuaku sangat percaya padanya. Dengan adanya
scandal itu, orangtuaku meminta nya untuk melindungi ku dan menjaga ku.” Dadaku
mulai sesak. Sedih yang merayap.
“tapi bagaimana bisa? Aku tidak
mengerti”potong seungri. Yang langsung dibekap mulutnya oleh yongbae yang
memang berada disebelahnya.
Aku mengeleng. Dan mempererat genggaman pada
selimutku. Membangun dan menguatkan diri untuk tidak menangis.
“aku pun tidak mengerti seungri-ya. Kalian
semua tahu, saat itu aku depresi nyaris gila. Aku berdiri di altar juga seperti
boneka dengan tatapan kosong. Aku tidak mengerti kenapa dia mengiyakan saat
orangtuaku memintanya untuk menikahiku.”jelasku dengan suara bergetar.
“aku tidak tahu. Seungri..”serak suara ku
membuat suasana lengang.
“geurre. Lantas dimana dia sekarang
?bukankah seharusnya dia berada disini menjagamu?”tanya yongbae cepat. Sambil
mengambilkan airminum untukku.
“molla. Di berubah saat aku sembuh dari
depresiku. Dia semakin dingin. Jarang pulang. Aku jarang bertemu dengan
nya.”jelasku sambil mengigit bibir. Setetes airmata tumpah sudah.
“akkuu.. letih. Aku lelah..”isak ku sedetik
kemudian.
“jika dia tak menerima kami, kenapa ia mau
menikahi ku. Bukankah akan jadi lebih mudah jika dia menolak nya. “tangisku
semakin menjadi ketika kalimat-kalimat itu terlontarkan.
“uljimaa.. uljimaa.. oo.. hyun ji jebal..
kau masih punya kami.. masih punya YG family.. kau tidak sendirian..”ujar
jiyong menenangkanku sambil mengusap puncak kepalaku. Seungri mendekat
memelukku.
“itu benar hyun ji. Kau masih punya kami.
Bukan kah kita semua adalah keluarga. Tidak usah terlalu kau pikirkan.”suara
yongbae terdengar amat menenangkan.
“untuk suami mu itu. Biar nanti ku bicarakan
dengan appa. Appa sudah tahu tentang ini kan?”tanya yongbae kemudian. Aku
mengangguk.
“biar nanti appa yang mengurusnya. Sebaiknya
kau jangan nonton berita atau baca berita tentang suami mu itu ya. Aku tidak mau
melihatmu seperti yang lalu. Itu menyedihkan.”ini suara daesung. Khas daesung.
Selalu bisa membuatku tersenyum dengan kalimatnya.
“aku tidak tahu apa yang akan seunghyun
lakukan jika mengetahui ini. Dia kan amat sangat peduli padamu.”jiyong dengan
nada santai.
“nee.. aku lupa. Seunghyun akan kemari.
Kalau shooting Cfnya berjalan lancar.”sergah seungri cepat.
“lebih baik dia tahu, jiyong-ssi. Biar dia
tahu, aku tidak pantas untuknya.”jawabku pelan.
“sssstt... kau bicara apa hyun ji! Itu tidak
benar. Kami semua sama pedulinya dengan mu. Tidak hanya seunghyun. Tapi kami
semua akan seperti dia. Hanya saja cara kami berbeda-beda.”jelas yongbae padaku
sambil berdiri disamping ranjangku. Mengusir paksa si maknae.
“dengar hyun ji. Sudah cukup kau bersedih,
kau masih melanjutkan hidupmu. Aku bukan menyuruhmu menceraikan suami mu yang
tidak berguna itu. Tapi, aku hanya tidak ingin kau menderita, kau menikah tapi
kau seperti sendiri. Ya, mungkin jika hanya pacaran itu kan wajar. Ini kau dan
dia sudah menikah. Dan terlebih kau mengandung. Dia itu pengecut.”jelas yongbae
berapi-api karena emosi.
“yaakk hyung.. kau seperti berpengalaman
saja. Kau bahkan belum pernah berpacaran.”ujar seungri dengan wajah yang
serius. Tak ayal membuat jiyong dan daesung tertawa terbahak. Yongbae? Wajahnya
merah seperti kepiting rebus. Jadilah si maknae di peteng oleh yongbae.
Aku ikut tertawa melihat yongbae dan seungri
yang saling peteng. Menghapus sisa-sisa airmata. Setidaknya yongbae benar.
Mereka semua benar. Aku masih bisa hidup. Aku masih punya mereka. Masih punya
keluarga besar YG family. Lee min ho? Entahlah.
~~~
“jaga kesehatan mu nyonya. Bukan hanya kau
yang akan merasakan sakit. Tapi, bayi mu juga. Dan ini vitamin mu sudah saya
tambahkan, harap dipatuhi untuk meminumnya. Makan yang bergizi. Minum
susu.”saran dokter Jung saat itu. Aku mengangguk mantap. Lantas tersenyum
takjim.
“kau dengar itu hyun ji. Aku repot. Tidak
usah kau tambah repot dengan sakit-sakitan.”ujar Min Ho tajam. Kentara sekali
bahwa ia tidak suka mengurusku. Aku hanya menghela napas. Dan terus membesarkan
hati.
“kenapa kau diam? Kau sudah menjadi
bisu?”tanya Min Ho sedikit keras. Aku tersentak. Dan berhenti membereskan
barang-barang ku.
“aku mendengarkanmu MinHo-ssi. Aku tidak
berbicara karena tidak ada yang harus kukatakan bukan. Kau tidak usah risau.
Aku akan menjaga diriku sendiri dan tidak akan merepotkan mu lagi. Aku juga
tidak peduli dengan apa yang kau lakukan diluar sana. Aku sama tidak peduli nya
dengan kau akan pulang kerumah atau tidak. Sudahlah MinHo-ssi aku tidak ingin
bertengkar.”jawabku keras dan tenang. Menenangkan diri lebih tepatnya. Aku
menatapnya tajam. Dia sama menatap ku jauh lebih tajam dan menusuk.
“baiklah. Aku tidak akan menentang apapun.
Kau belum selesai? Kau mau pergi kapan. Aku masih ada pekerjaan.”jawab minho
kemudian. Sengit.
“kalau kau mau pergi, pergi saja. Aku bisa
pulang naik taksi. Bukan kah kau takut jika ketahuan paparazi.”balasku mengusir
dan kembali memasukan pakaian ku yang tersisa.
“itu benar. aku pergi.”katanya tajam dan
tidak peduli,dia benar-benar pergi meninggalkan ku. Sendiri. Perasaan ku ?
perlu kalian tanya? Jelas saja sakit. Tapi, sudahlah. Aku juga tidak ingin
pulang kerumah. Aku akan pulang kembali ke apartemen ku. Disana jauh lebih
merasa nyaman dan jauh lebih tenang. Ku hela napas dan ku langkahkan kaki
meninggalkan ruang kamar ku menuju lift.
-T B C -
sebenarnya ini males ngepost. tapi kadung udh selese di lepi jadi dari pada nganggur ya di post aja lah.
jauh dari impian bagus. nama nya juga hayalan sebelum tidur, makanya tak berbentuk. ga jelas. tanpa alur.
but i still love it. bhahahaha
lain waktu cerita ini bakal di edit. di bagusin lah. kkkkk
see you in next episode~~ :*
Langganan:
Postingan (Atom)